Jumat, 17 Oktober 2014

Teori Perubahan Sosial Budaya menurut Emile Durkheim

                                  Teori Perubahan Sosial Budaya menurut Emile Durkheim



Disusun guna memenuhi Tugas Mata Kuliah Perubahan dan Perkembangan Sosial Budaya
Dosen Pengampu:  1. Sudraja, M.Pd
        2. Agustina Tri Wijayanti, M.Pd





Disusun Oleh :
Ratnasari                              13416241008
Indah Permana Wati            13416241017
Pongky Prameswari G         13416241034
Estri Nur Komaliyah            13416244016

              
PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2014



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Dalam kehidupan masyarakat pasti mengalami perubahan-perubahan. Berbagai macam jenis perubahan dapat terjadi di dalam suatu masyarakat. Tidak ada sekelompok masyarakat yang tidak berubah. Perubahan-perubahan dapat terjadi dalam berbagai bidang politik, ekonomi, sosial maupun perubahan yang berkaitan dengan kebudayaan. Perubahan yang terjadi didalam bidang sosial dan menyangkut kebudayaan di suatu masyarakat dikenal dengan istilah perubahan sosial budaya. Perubahan sosial budaya yang terjadi di dalam masyarakat dapat mengenai nilai-nilai sosial, norma sosial, pola perilaku organisasi, susunan lembaga kemasyarakatan, lapisan-lapisan dalam masyarakat, kekuasaaan dan wewenang, interaksi dna sebagainya. Teori yang terjadi pada masyarakat yang satu dengan yang lainnya tidak sama, hal ini terjadi karena adanya suatu masyarakat yang mengalami perubahan yang lebih cepat dibandingkan dengan masyarakat yang lain. Adapun pengaruh yang bersifat mempengaruhi secara luas maupun pengaruh secara sempit. Beragam teori mengenai perubahan sosial budaya yang dikemukakan oleh para ahli mulai dari Karl Marx, Max Weber, Emile Durkheim, Ferdinand Tonis dan tokoh lainya mempunyai pendapat dan teori yang berbeda-beda. Pada makalah kali ini kami membahas mengenai teori-teori Emile Durkheim yang erat kaitanya dengan Perubahan Sosial Budaya di dalam suatu masyarakat.

B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana Teori Perubahan Sosial Budaya secara Umum?
2.      Bagaiman Teori Perubahan Sosial Budaya menurut Emile Durkheim ?
3.      Bagaiman perbedaan Teori Emile Durkheim dengan Teori sebelumnya?

C.     Tujuan
1.      Dapat mengetahui teori perubahan sosial budaya secara umum
2.      Dapat mengetahui teori perubahan sosial budaya menurut Emile Durkheim
3.      Dapat mengetahui teori Emile Durkheim dengan teori sebelumnya


BAB II
PEMBAHASAN
A.    Perubahan Sosial Budaya Secara Umum
Perubahan social secara umum, dapat diartikan sebagai suatu proses pergeseran atau berubahnya struktur atau tatanan didalam masyarakat, yang meliputi pola pikir menuju inovatif, sikap, serta kehidupan sosialnya untuk mendapatkan kehidupan yang lebih bermatabat. Pada dasarnya manusia yang ada dimuka bumi ini dalam hidupnya dapat dipastikan akan mengalami apa yang dinamakan dengan perubahan-perubahan. Adanya perubahan tersebut akan dapat diketahui bila kita melakukan sesuatu perbandingan dengan menelaah suatu masyarakat pada masa tertentu yang dibandingkan dengan masyarakat pada masa lalu. Perubahan sosial merupakan bagian dari perubahan budaya.  Perubahan sosial meliputi perubahan dalam perbedaan usia tingkat kelahiran, dan penurunan rasa kekeluargaan antara angota masyarakat sebagai akibat terjadinya arus urbanisasi dan modernisasi. Perubahan kebudayaan jauh lebih luas dari perubahan sosial. Perubahan budaya mneyangkut banyak aspek dalam kehidupan seperti kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi dan lain sebagainya. Perubahan sosial dan budaya yang terjadi dalam masyarakat saling berkaitan, tidak ada masyarakat yang tidak memiliki kebudayaan dan sebaliknya tidak mungkin ada kebudayaan tanpa masyarakat.
B.     Sekilas tentang Emile Durkheim
Durkheim, dilahirkan pada tahun 1858 di kota Epinal dekat Strasbourg, daerah Timur Laut Perancis. Ayahnya seorang pendeta Yahudi. Kemudian kesehatannya mulai menurun pada tahun 1916, karna anak satu-satunya terbunuh dalam kampanye militer di Siberia, sehingga membuatnya terserang penyakit stroke dan dalam usia 59 tahun tepatnya pada tahun 1917, Durkheim meninggal dunia. Pengaruh-pengaruh penting terhadap intelektual Durkheim datang dari tradisi-tradisi intelektual yang jelas mengandung unsur-unsur Perancis. Tafsiran-tafsiran yang mengenai kemunduran feodalisme dan munculnya bentuk masyarakat modern merupakan landasan utama semua karya Durkheim.
Pada 1893 ia menerbitkan “Pembagian Kerja dalam Masyarakat”, pernyataan dasariahnya tentang hakikat masyarakat manusia dan perkembangannya. Pada 1895 ia menerbitkan “Aturan-aturan Metode Sosiologis”, sebuah manifesto yang menyatakan apakah sosiologi itu dan bagaimana ia harus dilakukan. Ia pun mendirikan Jurusan Sosiologi pertama di Eropa di Universitas Bourdeaux. Pada 1896 ia menerbitkan jurnal L'Année Sociologique untuk menerbitkan dan mempublikasikan tulisan-tulisan dari kelompok yang kian bertambah dari mahasiswa dan rekan (ini adalah sebutan yang digunakan untuk kelompok mahasiswa yang mengembangkan program sosiologinya). Dan akhirnya, pada 1897, ia menerbitkan “Bunuh Diri”, sebuah studi kasus yang memberikan contoh tentang bagaimana bentuk sebuah monograf sosiologi.
C.     Teori Emile Durkheim mengenai Perubahan Sosial Budya Masyarakat
Teori Emile Durkheim di dalam perubahan sosial budaya masyarakat meliputi pembagian kerja dan solidaritas sosial. Pemikiran Durkheim (1855-1917) mengenai perubahan sosial memiliki kesamaan dengan pemikiran Khaldun dan Comte. Keduanya memusatkan pada aspek solidaritas sosial serta proses evolusi sosial sebagaimana dijelaskan Comte.
Pemikiran Durkheim didasari pada gejala sosial yang terjadi pada masa revolusi Industri di Inggris, ia mengamati perubahan sosial dari masyarakat primitive(tradisional) menuju masyarakat Industri. Aspek yang menjadi perhatian Durkheim adalah pada pembagian kerja dalam kedua tipe masyarakat tersebut. Menurutnya, pembagian kerja pada masyarakat primitive (masyarakat tradisional) masih sangat sedikit, sedangkan pada masyarakat Industri, pembagian kerjanya sangat kompleks. Factor utama yang menyebabkan perubahan bentuk pembagian kerja tersebut menurut Durkheim adalah pertambahan jumlah penduduk.  Menurutnya, pembagian kerja dalam masyarakat berhubungan langsung dengan kepadatan moral atau dinamika suatu masyarakat. Pertambahan jumlah penduduk meningkatkan kepadatan moral yang kemudian diikuti semakin rapatnya hubungan antara anggota masyarakat. Begitu pula dengan hubungan antarkelompok, berbagai bentuk interaksi sosial baru bermunculan. Hal ini akan meningkatkan kerja sama dan munculnya gagasan-gagasan baru dalam masyarakat terkait dengan peningkatan pembagian kerja (Launer, 1982:Samuel, 2010).
Durkheim mengamati bahwa peningkatan system pembagian kerja tersebut berimplikasi pada perubahan tipe solidaritas sosianya. Ia lebih menjelaskan adanya dua tipe solidaritas sosial yang dikaitkan dengan tingkat pembagian kerja dalam masyarakat. Pada masyarakat dengan system pembagian kerja yang rendah, akan menghasilkan tipe solidaritas mekanik, sedangkan pada masyarakat dengan pembagian kerja yang kompleks akan menghasilkan tipe solidaritas organic (Lauer, 1982: Samuel, 2010). Secara singkat, solidaritas mekanik terbentuk karena adanya saling kesamaan antaranggota masyarakt, sedangkan solidaritas organic lebih terbentuk karena adanya perbedaan antaranggota masyarakat. Adanya perbedaan tersebut menyebabkan setiap anggota masyarakt saling bergantung satu sama lain.
Kedua tipe solidaritas sosial ini memiliki beberapa ciri sebagaimana dijelskan Durkheim. Pertama, anggota masyarakat dengan tingkat pembagian kerja yang rendah (solidaritas mekanik), masih terikat satu sama lain atas dasar kesamaan emosional dan kepercayaan, serta adanya komitmen moral. Perbedaan adalah sesuatu yang harus dihindari. Pada masyarakat dengan tingkat pembagian kerja yang tinggi (solidaritas organic), sangat memungkinkan terjadi perbedaan , dan masyarakat disatukan oleh saling ketergantungan fungsional. Kedua, solidaritas mekanik didasarkan kesadaran kolektif yang kuat, anggota masyarakat diharapkan mampu memeprtahankan kesamaan , sedangkan pada solidaritas organic, otonomi individu sangat di hargai mengingat setiap individu menjalankan fungsi yang berbeda-beda. Ketiga, dari segi control sosial, dalam solidaritas mekanik, nilai dan norma bersifat umum dan abstrak, hokum yang berlaku lebih bersifat umum dan abstrak, hokum yang berlaku lebih bersifat represif. Hukuman diberlakukan hanya semata-mata agar pelanggar hokum jera dan mendapat hukuman yang sebanding dengan pelanggarannya. Pada solidaritas organic, hokum lebih bersifat restitutif, maksudnya hokum diberlakukan hanya semata-mata untuk mengmbalikan masyarakat pada kondisi semula. Hukuman diberikan oleh individu yang memang diberi tugas untuk melakukan control sosial (misalnya polisi). (Johnson, 1994;Sztompka, 1994; Samuel, 2010).

D.    Pebedaan Teori Emile Durkheim dengan Teori Sebelumnya
Dalam kelompok teori-teori perubahan social klasik ada pandangan dari tokoh-tokoh terkenal yakni August Comte, Karl Mark, Emile Durkheim. Berikut perbedaan teori perubahan social Emile Durkheim dengan August Comte dengan Karl Mark.
Emile Durkheim melihat perubahan social terjadi sebagai hasil dari factor-faktor ekologis dan demografi. Yang berubah kehidupan masyarakat dari kondisi tradisional yang diikat solidaritas mekanistik, kedalam kondisi masyarakat modern yang diikat oleh solidaritas organistik. Sedangkan menurut August Comte menyatakan bahwa perubahan social berlangsung secara evolusi melalui tahapan-tahapan perubahan dalam alam pemikiran manusia yang oleh Comte disebut dengan evolusi intelektual, tahapan-tahapan pemikiran tersebut mencapai tiga tahap dimulai dari tahap teologis primtif, tahap metafisik transisional dan ketiga tahap positif rasional. Setiap perubahan tahap pemikiran manusia tersebut mempengaruhi unsure kehidupan masyarakat lainnya, dan secara keseluruhan juga mendorong perubahan social.menurut  Karl Mark pada dasarnya melihat perubahan social sebagai akibat dari perubahan-perubahan yang terjadi dalam tata perekonomian masyarakat, terutama sebagai akibat dari pertentangan yang terus terjadi antara kelompok pemilik modal atau alat-alat produksi dengan kelompok pekerja.  


BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Teori Emile Durkheim di dalam perubahan sosial budaya masyarakat meliputi pembagian kerja dan solidaritas sosial.
1.      Pemikiran Durkheim didasari pada gejala sosial yang terjadi pada masa revolusi Industri di Inggris, ia mengamati perubahan sosial dari masyarakat primitive(tradisional) menuju masyarakat Industri.
2.      Aspek yang menjadi perhatian Durkheim adalah pada pembagian kerja. Durkheim mengamati bahwa peningkatan system pembagian kerja tersebut berimplikasi pada perubahan tipe solidaritas sosianya. Solidaritas tersebut yakni soidaritas mekanis dan organis.
3.      Di simpulkan bahwa solidaritas mekanis di bentuk oleh masyarakat yang masih memiliki kesadaran kolektif yang sangat tinggi, kepercayaan yang sama, cita-cita dan komitmen moral. Masyarakat yang menggunakan solidaritas mekanis, mereka melakukan aktifitas yang sama dan memiliki tanggung jawab yang sama.
4.      Sebaliknya, solidaritas organis di bentuk karena semakin banyak dan beragamnya pembagian kerja. Sehingga pembagian kerja tersebut membuat spesialisasi pekerjaan di dalam masyarakat yang menyebabkan kesadaran kolektif menjadi menurun. Semua kegiatan spesialisasi mereka berhubungan dan saling tergantung satu sama lain, sehingga sistem tersebut membentuk solidaritas menyeluruh yang berfungsi didasarkan pada saling ketergantungan.
5.      Teori perubahan social antara Emile Durkheim dengan teori sebelumnya memiliki perbedaan salah satunya dengan Auguste Comte. Comte menekankan bahwa perubahan social ada 3 tahapan yaitu tahap teologis primtif, tahap metafisik transisional dan ketiga tahap positif rasional. Sedangkan menurut Emile perubahan social meliputi pembagian kerja dan solidaritas sosial.


DAFTAR PUSTAKA
Koentjaraningrat. 1980. Sejarah Teori Antropologi. Jakarta : UI-Press.
Martono, Nanang. 2012. Sosiologi Perubahan Sosial. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Smart, Barry dan George Ritzer. 2011. Handbook Teori Sosial. Jakarta : Nusa Media.
Steven Lukes: Emile Durkheim: His Life and Work, a Historical and Critical Study. Stanford University Press, 1985.
Di unduh pada hari Sabtu, 11 Oktober 2014 di    http://balapanmimpi.blogspot.com/2013/11/proses-dan-tahapan-perubahan-sosial.html .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar